TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perdagangan mamastikan volume impor gandum ke Indonesia tak mengalami penurunan atau bahkan lonjakan signifikan di tengah kebijakan restriksi ekspor komoditas oleh beberapa negara.
“Ini (impor gandum) masih menunjukkan peningkatan 10,62 persen (Month on Month/MoM),” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 16 Agustus 2022.
Kemendag mencatat volume impor gandum Indonesia pada Juli 2022 sebesar 604,02 ribu ton. Kekhawatiran terhadap berkurangnya stok gandum sebelumnya muncul karena sejumlah negara, seperti India, menutup keran ekspor komoditas menyusul ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina.
Selain memastikan volume impor gandum tak berubah signifikan, Zulkifli sebelumnya menyatakan harga turunan komoditas di dalam negeri, seperti mi instan, tidak melonjak hingga tiga kali lipat. Lonjakan harga mi instan itu lebih dulu dikhawatirkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya.
“Mi instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya naik, karena gagal panen di Australia yakni sekitar 67 juta ton gagal panen,” kata Zulkifli.
Menurut Zulkifli, ada tren penurunan harga gandum yang merupakan bahan baku mi instan. Sebab, ketersediaan dan pasokan gandum belakangan telah membaik.
Zulkifli mencontohkan kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi beberapa waktu lalu ke Rusia telah membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia. “Presiden pergi ke Rusia dan ternyata berhasil, gandum bebas sekarang. Jadi pasar gandum akan dibanjiri oleh Ukraina. Kemudian Australia panennya berhasil, Kanada berhasil, Amerika berhasil,” tuturnya.
Oleh karena itu, menurut dia, harga gandum pada September akan turun. “Jadi kalau (naik) tiga kali, tidak, lah. Kalau ada kemarin (harga) naik sedikit, iya. Sehingga, inflasi kita 4 persen, 5 persen jadi naiknya segitu, tapi cenderung September akan turun,” ucap Zulkifli yang karib disapa Zulhas.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Baca juga: Harga Mi Instan Disebut Akan Naik 3 Kali Lipat, Zulkifli Hasan: Gandum Turun per September
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.