TEMPO.CO, Jakarta – Demo tolak kenaikan BBM hari ini digelar dua kelompok mahasiswa di dua tempat berbeda. Yang pertama demo digelar oleh Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.
Koordinator Lapangan dari KMHDI Gede Indra demo yang diikuti oleh mahasiswa Hindu Dharma di Jakarta ini ingin mengingatkan pemerintah bahwa rakyat akan semakin sulit jika dalam kondisi saat ini harga BBM tetap dinaikkan.
“Kami ingin mengingatkan pemerintah kalau rakyat ini sedang susah. Janganlah menaikkan harga BBM. Rakyat ini sedang bangkit dari pandemi sebelumnya serba susah serba sulit apalagi jika ditambah BBM naik ini,” kata Gede kepada Tempo di kawasan Patung Kuda Monas Jumat, 2 September 2022.
Ratusan mahasiswa dari KMHDI itu menggelar demo dengan memakai pakaian putih dan membawa bendera seperti spanduk-spanduk bertuliskan penolakan terhadap BBM naik.
Untuk tuntutan, pada aksi ini KMHDI membawa 5 tuntutan. Yaitu, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, berantas mafia migas, revisi Perpres nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, bubarkan lembaga negara yang tidak optimal, dan tunda proyek strategis nasional.
“Kita negara kaya, tidak semestinya menaikkan harga BBM,” kata Gede.
Demo tolak kenaikan harga BBM hari ini juga digelar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam atau Hima Persis di depan Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ketua Umum Hima Persis, Ilham Nurhidayatullah mengungkapkan ada 3 tuntutan pada aksi ini.
“Yang pertama adalah menolak rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi. Kedua adalah meminta pemerintah melakukan perbaikan sistem distribusi BBM Subsidi. Ketiga, mendesak Pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok di pasaran,” kata Ilham pada Jumat 2 September 2022.
Menurut dia, kenaikan harga BBM akan menimbulkan dampak domino. Dampak itu akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
“Dalam situasi kita lagi pemulihan ekonomi pasca pandemi ditambah harga bahan pokok di pasaran yang lagi tinggi juga daya beli masyarakat rendah, dalam situasi demikian saya kira pemerintah tidak elok mewacanakan kenaikan BBM bersubsidi,” ujarnya.
Menurut dia, kebijakan kenaikan harga BBM akan melukai hati masyarakat.
Baca juga: Massa HMI Tolak Kenaikan Harga BBM Tinggalkan Gedung DPR, Desak Berantas Mafia Migas