Sat. Dec 7th, 2024

TEMPO.CO, Jakarta – Pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Ahad, 4 September 2022, dinilai bisa mengancam ambisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2024. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menyatakan bahwa PDIP tak mungkin melepas kursi presiden atau wakil presiden jika mereka jadi bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKB.  

“Akhirnya mengemuka pertanyaan fundamental, di mana posisi Puan saat Prabowo sebagai capres memilih Cak Imin? atau di mana posisi Cak Imin saat Prabowo memilih Puan?” kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad,  4 September 2022.

Gerindra sebelumnya telah resmi membingkai koalisi pra-pilpres bersama dengan PKB dalam wadah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Terbentuknya koalisi KIR dibaca sebagai landasan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Sebab, jatah capres sudah menjadi ‘kapling’ Gerindra yang resmi memajukan kembali nama Prabowo. 

Agung menilai kedatangan PDIP ke Hambalang bisa dibaca dalam peluang bagi Gerindra untuk menambah bobot kuantitas dan kualitas KIR.  Hal itu tak terlepas menimbang PDIP adalah partai pemenang pemilu.  Apalagi beragam hasil survei menunjukkan bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini masih bertengger di peringkat teratas menjelang Pemilu 2024.

Agung mengatakan argumentasi Prabowo sebagai capres menjadi wajar karena ia memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Cak Imin dan Puan.  Sedangkan ‘Keterlambatan’ PDIP hadir dalam KIR semakin menguatkan posisi tawar Prabowo, dan di saat yang bersamaan menempatkan Cak Imin dan Puan mesti berebut posisi sebagai cawapres.  

“Walaupun realitas politik nasional saat ini lebih menguntungkan Cak Imin karena melengkapi figur Prabowo serta ceruk massa gerindra yang nasionalis,” ujarnya.

Agung menilai duet nasionalis-religius seperti ini telah terbukti memenangkan Pilpres 2014 dan 2019, ketika Jokowi memilih JK dan Ma’ruf Amin yang keduanya merepresentasikan Islam moderat. Hal ini tidak salah jika kembali diuji dalam Pilpres 2024 melihat situasi politik saat ini tak jauh berbeda, sebagai efek polarisasi dari dua Pilpres sebelumnya.  

Sementara itu, skema duet Prabowo-Puan atau sebaliknya Puan-Prabowo mungkin mengemuka di internal KIR, ketika KIR layu sebelum mendaftar resmi ke KPU. 

“Di tahap ini  muncul kembali pertanyaan, Apakah Puan rela menjadi cawapres Prabowo atau Prabowo rela menjadi cawapres Puan?” ujar Agung.

Sebelumnya, Puan Maharani menyambangi kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Ahad, 4 September 2022. Prabowo maupun Puan sama-sama membuka peluang partai mereka untuk berkoalisi kembali pada Pilpres 2024. Pertemuan itu, menurut Puan, akan ditindaklanjuti dengan pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *