Jakarta, CNBC Indonesia – Bandara Kertajati dijadwalkan mulai bisa melayani penerbangan penumpang komersial pada bulan November-Desember 2022.
Menurut Menteri Perhubungan Budi (Menhub) Karya Sumadi sudah ada beberapa maskapai yang akan terbang dari Kertajati.
“Untuk persiapannya, kami telah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai yakni Garuda Indonesia dan Lion Air. Insyaallah untuk pertama ada 4 penerbangan. Desember nanti bertambah menjadi 8 penerbangan. Paling tidak ada 2 penerbangan untuk umrah,” ujar Budi dalam keterangannya, dikutip Sabtu (17/9/2022).
Sebelumnya, Bandara Kertajati masuk dalam daftar bandara yang tengah ‘mati suri’ saat ini. Bahkan, setelah diresmikan sebagai bandara komersial, justru tak ada jadwal penerbangan dari bandara itu.
Penyebabnya, dituding akibat pembangunan bandara-bandara ini pun disebut tanpa perhitungan hingga kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Hingga terkena efek domino pandemi Covid-19 yang membatasi ketat mobilitas selama sekitar 2 tahun.
Selain Bandara Kertajati, ada bandara lain yang tengah mengalami nasib serupa, yaitu:
1. JB Soedirman, Purbalingga
2. Bandara Ngloram, Blora
3. Wiriadinata, Tasikmalaya.
Tapi, itu tak menyurutkan minat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun bandara-bandara baru dan merenovasi bandara yang sudah ada.
Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono mengungkapkan, da 19 bandara baru yang akan diresmikanoleh Jokowi sebelum 2024 mendatang.
“10 di antaranya bandara baru,” kata Nur Isnin saat rapat dengan DPR, dikutip Sabtu (17/9/2022).
10 bandara baru itu adalah:
– Bandar Siau
– Bandara Tambelan
– Bandara Nabire Baru
– Bandara Baru Siboru
– Bandara Baru Mentawai
– Bandara Baru Mandailing Nata
– Bandara Baru Pohuwato
– Bandara Baru Bolaang Mongondow
– Bandara Baru Banggai Laut
– Bandara Baru Singkawang.
Tanpa APBN, Dibangun Konglomerat
Di sisi lain, ada juga bandara yang tengah dibangun. Bukan oleh Jokowi alias tanpa APBN.
Yaitu, Bandara Internasional Dhoho, Kediri. Pembangunan bandara ini tengah berlangsung dan ditargetkan bakal beroperasi pada Oktober 2023.
Bandara ini dikelola oleh PT Surya Dhoho Investama anak usaha dari PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Disebutkan, hingga Juni 2022, progres pembangunan Internasional Dhoho Kediri ini mencapai 50%, di mana untuk progres pekerjaan tanah sudah 83,16%, pada sisi udara atau air side 15,35% dan sisi darat 3,06%.
Bandara ini dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp 6 triliun. Dirancang memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi, diproyeksikan berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.
Budi Karya Sumadi mengatakan, bandara ini merupakan yang pertama kali dibangun oleh swasta, tanpa menggunakan APBN.
Ide pembangunan bandara ini berawal dari pertemuan Pendiri Gudang Garam Susilo Wonowidjojo tahun 2016 silam dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Kala itu, Luhut ditunjuk mengisi sementara kursi Menteri ESDM.
Dalam pertemuan itu, Susilo menyampaikan rencana menginisiasi pembangunan bandara di Kediri, yang kini bernama Bandara Internasional Dhoho.
“Pak Susilo bilang gini pokoknya semua uang dari saya, katanya. Tinggal izin saja dari pemerintah. Saya bilang enak juga ini barang nih, tapi nyatanya ada aturan yang harus kita ikuti dan kita cari aturan dan sampai saat ini sudah jalan bagus,” katanya dikutip Sabtu (17/9/2022).
Nantinya bandara ini akan memiliki panjang lintasan mencapai 3.000 meter, memenuhi sebagai landasan untuk pesawat dengan muatan yang besar. Karenanya, bisa digunakan sebagai keberangkatan jamaah haji dan umrah.
Artikel Selanjutnya
Simak! Fakta-fakta Marak Bandara Sepi Bak ‘Kuburan’ di RI
(dce/dce)