REPUBLIKA.CO.ID, MALANG–Memiliki prestasi di luar bidang akademik tetapi tetap menjaga nilai tetap prima bukanlah hal yang mustahil. Hal tersebut disampaikan Tara Narendra Kirana sebagai wisudawan terbaik dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Perempuan disapa Tara ini mengatakan sangat rugi jika hanya menjadi mahasiswa tanpa menambah ilmu dan pengalaman lain di luar. Menurutnya, memaksimalkan potensi dan bakat termasuk pekerjaan yang menyenangkan. Ada pun kegiatan tari sudah ia geluti sejak masih duduk di taman kanak-kanak.
Tari pada awalnya tertarik dengan kostum-kostum beserta aksesoris yang dikenakan para penari. “Kemudian mencoba ikut sanggar tari dan mulai belajar hingga saat ini,” ungkapnya.
Darah penari yang turun dari ibunya juga memiliki peran penting. Meksipun begitu, tak ada paksaan dari ibunya untuk ikut sanggar. Menurutnya, ibu menjadi inspirasinya dalam proses menguasai gerakan tarian.
Tara mengatakan, tari tradisional mempunyai keunikan sendiri karena memiliki kekhasan dari tiap daerah dan provinsi. Apalagi selalu ada nilai filosofis di setiap gerakan dan lenggokan yang ditampilkan.
Tara bersyukur UMM selalu mewadahi disy untuk mengembangkan potensi. Bahkan, dia bersama tim sempat memenangkan beberapa perlombaan tari tradisional di tingkat Nasional.
Pada 2020, dia bersama tim meraih juara dua saat membawakan tari Geleng Ro’om asal Madura di Universitas Kanjuruhan Malang. Kemudian pada 2021 berhasil meraih juara satu ketika membawakan tari Jaripah asal Banyuwangi di Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Tara menjelaskan dirinya menggunakan sistem skala prioritas agar hobi menarinya tidak mengganggu tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa. Setiap hari ia membuat daftar kegiatan dan tugas yang harus diselesaikan. Dengan begitu, ia bisa memilah mana yang harus didahulukan terlebih dahulu. Kemudian nilai perkuliahannya bisa terjaga hingga mampu mendapat IPK sempurna.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia berniat terus aktif menjadi penari dan berharap bisa mengajak pemuda Indonesia untuk melestarikan budaya. Meskti zaman terus maju, budaya harus tetap dijaga. “Kuliah memang nomor satu, tetapi jangan hanya jadi mahasiswa yang biasa-biasa saja,” kata dia.