Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mempersiapkan pasukannya untuk bekerja dalam kondisi kontaminasi radioaktif, setelah Moskow menuduh Ukraina berencana untuk meledakkan ‘bom kotor’, sesuatu yang dibantah keras oleh Kyiv.
Setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan internasional menyusul ancaman oleh Presiden Vladimir Putin untuk mempertahankan “integritas teritorial” Rusia dengan senjata nuklir, itu adalah pernyataan konkret pertama dari Moskow tentang perubahan dalam keadaan kesiapan pasukannya.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan kepada para menteri pertahanan Barat pada hari Minggu bahwa Moskow yakin Ukraina sedang bersiap untuk meledakkan bom semacam itu, sebuah alat yang menggunakan bahan peledak konvensional yang dikemas dengan bahan radioaktif untuk menyebarkan kontaminasi ke wilayah yang luas.
Kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi, dan kimia Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, mengatakan bahwa tujuan serangan semacam itu adalah menyalahkan kontaminasi radioaktif yang dihasilkan di Rusia dengan menuduhnya meledakkan senjata nuklir tingkat rendah.
“Tujuan dari provokasi adalah untuk menuduh Rusia menggunakan senjata pemusnah massal di teater militer Ukraina dan dengan cara itu meluncurkan kampanye anti-Rusia yang kuat di dunia, yang bertujuan merusak kepercayaan di Moskow,” katanya, dikutip Reuters, Selasa (25/10/2022).
“Pekerjaan telah diselenggarakan oleh kementerian pertahanan untuk melawan kemungkinan provokasi dari pihak Ukraina. pasukan dan sumber daya telah disiapkan untuk melakukan tugas dalam kondisi kontaminasi radioaktif,” imbuhnya.
Di sisi lain, sekutu Barat Ukraina telah menolak setiap tudingan bahwa Kyiv sedang membangun atau berencana untuk menggunakan bom kotor, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tuduhan itu adalah tanda bahwa Moskow merencanakan serangan semacam itu sendiri dan akan menyalahkan Kyiv.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak tanggapan mereka.
“Penyangkalan tak berdasar dari rekan-rekan Barat kami mengatakan semua ini adalah fiksi dan bahwa Rusia sendiri berencana untuk melakukan hal serupa untuk kemudian menyalahkan rezim Zelensky. Ini bukan pembicaraan serius,” katanya.
Artikel Selanjutnya
Negosiasi Buntu, Rusia Sebut Ukraina ‘Plintat-plintut’
(luc/luc)