Jakarta, CNN Indonesia —
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim tak akan membuat regulasi yang salah terkait krisis iklim.
“Kami ndak mau generasi kita ke depan rusak gara-gara regulasi yang kita buat. I promise. Bukan karena kau, tapi karena anak muda Indonesia, cucu saya,” kata Luhut dalam acara #DemiIndonesia di Jakarta Selatan, Sabtu (29/10).
“Kalau saya buat policy yang salah membuat mengenai climate change, korbannya anak cucu kami. Generasi kamu ini,” imbuhnya.
Dia pun tak ingin negara lain mengintervensi pembuatan regulasi terkait krisis iklim di Indonesia, termasuk Amerika. Hal itu pernah ia ingatkan secara langsung kepada utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim John Kerry.
“Jadi saya bilang ke John Kerry. Kalian jangan ngajarin kami bagaimana masalah climate change,” ucapnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya mengungkapkan dampak krisis iklim sudah mulai terasa di Indonesia.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan krisis iklim membuat musim tidak bisa diprediksi. Dia menyebut pakem-pakem waktu kemarau dan hujan yang dulu sudah tak sesuai lagi.
Pada musim yang seharusnya kemarau, seperti pada bulan-bulan Mei, Juni, Juli, hujan juga kerap turun. Begitu pun sebaliknya.
Abdul berkata salah satu dampak krisis iklim yakni bencana kering dan basah bisa terjadi di satu titik yang sama dalam waktu berdekatan.
Ia memberi contoh bencana yang terjadi di Aceh. Di provinsi itu, kata Abdul, kerap terjadi banjir, tetapi tak lama terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
(yla/arh)