TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kondisi ketenagakerjaan di Indonesia sudah membaik. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan situasi itu salah satunya ditandai dengan meningkatnya proporsi pekerja penuh.
“Presentase pekerja penuh atau yang bekerja di atas 35 jam per minggu menunjukkan peningkatan 4,16 persen poin dari 64,30 persen pada Agustus 2021 menjadi 68,46 persen poin di Agustus 2022,” ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Senin, 7 November 2022.
Margo mengatakan kondisi ketenagakerjaan juga lebih baik ketimbang dua periode sebelumnya. Sebab pada 2021, tren pekerja penuh hanya 64,30 persen. Lalu pada 2020, angkanya lebih rendah, yakni 63,85 persen.
Baca juga: Menaker Sebut Tingkat Pengangguran Sudah Turun Sejak Pandemi, Apa Penyebabnya?
Meski lebih baik, capaian angka pekerja penuh pada 2022 masih belum lebih tinggi ketimbang proporsi sebelum pandemi. Pada 2019, proporsi pekerja penuh mencapai 71,04 persen.
Selain peningkatan proporsi pekerja penuh, membaiknya situasi ketenagakerjaan di Indonesia ditandai dengan peningkatan pekerja formal. Margo mengatakan dari 135,30 juta penduduk yang bekerja, 37,6 persen di antaranya bertatus sebagai buruh atau karyawan dan pegawai. Proporsi pekerja formal tersebut, kata dia, naik 0,14 poin.
“Peningkatan proporsi pekerja formal menunjukkan bahwa keadaan terus membaik mekipun belum sepenuhnya pulih ke level sebelum pandemi,” kata dia.
Lebih lanjut, dari segi penyerapan, sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan memiliki kontribusi paling besar. Margo menyebut sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling tinggi.
Sepanjang Agustus 2021 hingga Agustus 2022, pihaknya mencatat pertanian mampu menyerap 1,57 juta orang. Sedangkan sektor perdagangan menyerap 450 orang dan industri pengolahan 470 ribu orang.
“Kalau dijumlahkan, lapangan pekerjaan ini sudah memberi kontribusi sebesar 62,14 persen,” ucap Margo.
Selanjutnya, tingkat pengangguran terbuka turun….