TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyinggung soal kesejahteraan tenaga kerja dalam Labour20 Summit. Ia mengungkapkan unsur tenaga kerja sangat penting dan utama dalam berbagai perjanjian internasional.
“Karena itu, sebagai salah satu engagement group G20, Forum Labour20 Summit telah menyampaikan aspirasinya dengan menyerahkan komunike kepada pemerintah beberapa waktu yang lalu,” ujarnya seperti dikutip melalui keterangan tertulis pada Selasa, 15 November 2022.
Ia mengatakan perlindungan tenaga kerja hingga penyediaan platform untuk peningkatan kemampuan para tenaga kerja saat ini terus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Sebab, tenaga kerja dan pemerintah merupakan mitra pembangunan. Bahkan, menurutnya, produktivitas industri juga bergantung pada akuntabilitas dan kerja keras para tenaga kerja.
Selama tahun-tahun awal pandemi, kata dia, sekitar 255 juta tenaga kerja penuh waktu hilang dan mengakibatkan penurunan pendapatan tenaga kerja global sebanyak 8,3 persen pada 2022. Oleh karena itu, ia menilai peningkatan kerangka perlindungan sosial menjadi hal yang sangat penting.
Airlangga menuturkan terdapat kebutuhan untuk membangun kembali keterampilan tenaga kerja baru dam melatih kembali tenaga kerja yang sudah ada agar mampu beradaptasi dengan sifat pekerjaan baru. Terlebih agar tahan terhadap berbagai tantangan global di masa depan.
Dia juga menyinggung soal program Kartu Prakerja. Menurut dia, program itu telah dirancang pemerintah Indonesia untuk memenuhi tujuan tersebut. Menurutnya, program kartu prakerja mampu mempersiapkan generasi berikutnya dengan perangkat pengetahuan baru. Pada saat yang bersamaan, kata dia, program itu juga mampu meningkatkan inklusi keuangan.
Hingga saat ini, ia mencatat program tersebut telah menyalurkan lebih dari Rp 34 triliun kepada lebih dari 14 juta orang. 50 persen dari peserta program kartu prakerja adalah perempuan. Selain itu, ia menjelaskan bahwa Indonesia telah mewajibkan untuk mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 persen karyawan penyandang disabilitas dari total tenaga kerja.
Untuk membentuk pertumbuhan dan produktivitas yang berkualitas, Airlangga menuturkan pelaku usaha juga didorong untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tenaga kerja dan penyandang disabilitas. “Kita perlu memastikan tempat kerja yang inklusif. Dengan inklusivitas, lingkungan kerja yang kondusif dan produktivitas yang lebih tinggi lebih mungkin tercapai, “ kata dia.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 5,72 Persen, BPS: 4,25 Juta Tenaga Kerja Terserap
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.