
REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN – Uskup Katolik Jerman mengatakan pandangan Vatikan pada perdebatan tentang pendeta perempuan dan homoseksualitas bukan perdebatan tertutup. Isu itu akan dibahas di masa depan.
Hal ini disampaikan Uskup Georg Baetzing dalam konferensi pers di akhir pertemuan pejabat Vatikan dan Paus Fransiskus dengan semua uskup Jerman.
Pembicaraan itu berpusat dalam gerakan progresif kontroversial Jerman yang dikenal sebagai “Jalan Sinode”, tujuannya untuk memberi umat Katolik biasa suara mengenai sejumlah masalah doktrin serta penunjukkan uskup.
Gerakan ini membuat khawatir kelompok konservatif dan moderat Katolik di seluruh dunia. Mereka takut gerakan ini mengarah pada perpecahan seperti yang terjadi di Gereja Protestan dan Anglikan ketika gereja-gereja itu menerapkan perubahan serupa beberapa dekade terakhir.
“Mengenai pentasbihan perempuan, misalnya, (pandangan Vatikan) sangat jelas, pertanyaan sudah ditutup, tapi pertanyaan ada dan harus dibahas dan diskusikan,” kata Baetzing yang menjadi uskup di Limburg dan kepala Konferesi Uskup Jerman, Sabtu (19/11/2022).
Gereja Katolik mengajarkan perempuan tidak bisa menjadi pendeta karena Yesus hanya memilih pria sebagai rasulnya. Sementara homoseksual adalah dosa.
Beberapa gereja progresif ingin katekismus Katolik diubah sehingga tidak mengecam tindakan homoseksual dalam hubungan berkomitmen. Serta membuka pintu pentasbihan perempuan.
“Semua pertanyaan ini di atas meja (Jalan Sinode Jerman) dan semua upaya membatalkannya tidak akan berhasil,” kata Baetzing.
“Paus mencoba mengatakan pertanyaan (tentang pendeta perempuan) sudah ditutup tapi faktanya pertanyaan itu ada, banyak perempuan muda mengatakan ‘gereja yang menolak semuanya tidak bisa menjadi gereja saya dalam waktu lama’,” katanya.
Pada 2021 kantor doktrin Vatikan memutuskan pendeta tidak bisa memberkati persatuan sesama jenis. Pada September uskup Katolik Roma Flemish mengeluarkan dokumen mengizinkan praktik tersebut.
Baetzing ditanya apakah dia melarang pendeta di keuskupannya untuk memberkati persatuan sesama jenis. “Saya tidak akan menolak berkat Tuhan dari yang orang yang berkomitmen mencarinya,” jawabnya.
Pada Juli lalu Vatikan mencoba menahan rem gerakan Jerman dengan mengatakan dapat memicu perpecahan di gereja universal. Baetzing mengatakan dia tidak ingin mencari risiko.
“(Perpecahan) bukan pilihan dari keuskupan mana pun atau dari umat di Jerman, kami orang Katolik dan akan tetap Katolik tapi kami ingin Katolik dengan cara yang berbeda,” katanya.