TEMPO.CO, Jakarta – Citi Commercial Bank Indonesia (Citi Indonesia), Anak usaha Citigroup asal New York, menggelar forum bertajuk ‘Indonesia Digital Leaders Summit 2022’ dengan mengumpulkan para pelaku ekonomi digital dari berbagai sektor.
Dalam acara ini, Country Head Citi Commercial Bank Indonesia, Patrick Wong, memaparkan berdasarkan Laporan E-conomy Asia Tenggara 2022 yang dikeluarkan oleh Google, Temasek dan Bain & Company, Indonesia diproyeksikan mencapai transaksi ekonomi digital sebesar US$ 360 miliar pada tahun 2030.
“Forum ini hadir pada saat yang tepat sebagai ajang pertemuan untuk berbagi pengalaman, berjejaring, serta bertukar gagasan dengan narasumber, pakar terkemuka dan sesama pelaku ekonomi digital,” ujar Patrick di Hotel Alila, kawasan SCBD, Jakarta, pada Senin, 28 November 2022.
Baca: East Ventures: Era Keemasan Ekonomi Digital Indonesia di Depan Mata
Ditambah, Indonesia juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan investasi aktivitas jangka panjang (2025-2030) sebesar 73 persen dibandingkan saat ini.
Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia, Batara Sianturi, mengatakan acara ini berisi diskusi tentang lanskap ekonomi digital di tengah cepatnya perubahan ekonomi dunia untuk mengungkap peluang pertumbuhan baru.
“Forum ini membahas peluang bisnis di ekonomi yang berwawasan lingkungan, energi terbarukan dan kesetaraan gender. Kemudian, dinamika investasi dari sudut pandang investor ekonomi digital, serta membahas strategi dalam meningkatkan skala bisnis start-up,” ucap Batara.
Ia mengatakan tujuan dari forum ini adalah untuk mempertemukan pelaku usaha di ekonomi digital untuk menggali kesempatan dan berbagi pengalaman.
“Ini digagas oleh (Citi) Commercial Banking dan startup di Indonesia ini kan top 5 di dunia, sekitar 2.300 startup di Indonesia,” ucapnya. Ia menyampaikan, terdapat kompleksitas dan tantangan yang ada dalam digitalisasi. Sehingga prioritas Citi ditempatkan untuk transformasi digital.
Transformasi dan pertumbuhan digital menjadi salah satu dari tiga isu prioritas yang dibahas pada Presidensi G20 Indonesia, selain isu transisi energi terbarukan dan arsitektur kesehatan global.
Seperti banyak negara di Asia Pasifik, Indonesia menghadapi beberapa rintangan dalam mendorong digitalisasi di dalam wilayahnya sendiri. Namun, KTT G20 memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para pelaku bisnis digital tanah air untuk meningkatkan, memperluas bisnis mereka dari segi kualitas dan kuantitas, serta go international.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Baca: Airlangga: Digitalisasi Ekonomi Buka Peluang Kewirausahaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini