Jakarta, CNN Indonesia —
Pengamat Politik Rocky Gerung menilai Ganjar Pranowo memilik satu ganjalan untuk dipilih Megawati sebagai capres PDIP dalam Pilpres 2024. Salah satunya, ihwal Sukarnoisme.
Rocky menilai Megawati merupakan sosok yang lebih mengutamakan karakter ketimbang elektabilitas. Terlebih hal itu sudah ditekankan oleh Megawati sendiri bahwa elektabilitas tokoh bukan modal yang utama.
Menurutnya, Ganjar dalam pandangan Megawati adalah sosok yang tidak memahami ideologi-ideologi partai, salah satunya Sukarnoisme. Alasan itu lah yang dianggap Rocky membuat Megawati enggan mengusung Ganjar.
“Ganjar dianggap nggak paham Sukarnoisme. Kan itu alasannya, apa lagi alasannya (nggak didukung Megawati)? Itu kemudian yang digaungkan kader-kader muda PDIP, bahwa ganjar itu parah pemahamannya soal ideologi partai,” tutur Rocky Gerung dalam seminar daring dikutip Sabtu (24/12).
Kemudian, salah satu ideologi partai yang dianggap tak dipatuhi Ganjar adalah kedisiplinan. Rocky beranggapan Ganjar tak memahami bahwa sebagai murid, ia tak boleh melompati Megawati atau sosok guru di PDIP.
“Ideologi partai pertama disiplin, Ganjar lompati disiplin itu. dia nggak tahu arti kata disiplin itu disciple, artinya murid. murid gak boleh melampaui gurunya,” ungkapnya.
Adapun elektabilitas Ganjar Pranowo yang mencapai angka 42 persen bukan ditujukan untuk menyaingi Anies Baswedan. Justru, kata dia, elektabilitas itu digunakan untuk mendesak Megawati segera memutuskan nasib Ganjar.
Survei Charta Politika Indonesia mencatat elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden mencapai 42,8 persen. Ganjar meninggalkan dua pesaing ketatnya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
“Ini untuk menekan Megawati supaya langsung ambil Ganjar sebagai capresnya,” kata dia.
Ia pun menilai angka 42 persen itu terlalu sempurna untuk sungguh-sungguh terjadi. Bahkan, menurutnya, tingginya angka itu justru menunjukkan kecemasan Ganjar yang besar jika tidak didukung sebagai Capres oleh Megawati.
“Artinya survei 42 persen itu istilah lagu itu too good to be true itu terlalu baik untuk dipercaya, itu terlalu sempurna untuk terwujud,” katanya.
(cyn/ain)