
Jakarta, CNBC Indonesia – Di saat dunia mengampanyekan untuk meninggalkan batu bara, bahkan Indonesia pun berencana mematikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), namun nyatanya batu bara RI hingga kini masih berjaya, atau bahkan semakin berjaya.
Produksi batu bara hingga Jumat, 30 Desember 2022, tercatat telah mencapai 671,75 juta ton atau melampaui dari target tahun ini yang dipatok sebesar 663 juta ton.
Hal tersebut terungkap dari data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (30/12/2022).
“Rencana produksi 2022 663 juta ton. Realisasi produksi 671,75 juta ton atau 101,32% dari rencana,” tulis data MODI, dikutip Jumat (30/12/2022).
Dari jumlah produksi tersebut, tercatat 299,77 juta ton sudah diekspor. Jumlah ekspor batu bara tersebu tercatat baru sebesar 60,29% dari rencana ekspor tahun ini 497,25 juta ton.
Sementara untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO) seperti untuk pembangkit listrik, pabrik semen, pupuk, dan lainnya tercatat telah mencapai 128,76 juta ton atau 77,68% dari rencana 165,75 juta ton. Sementara sisanya juga dijual ke domestik, bisa ke pedagang (trader) maupun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter), sebesar 218,05 juta ton.
Kendati demikian, angka ini masih akan terus diperbarui.
Dari data produksi batu bara tersebut, terlihat produksi terbesar terjadi pada Agustus 2022 yang mencapai 63,83 juta ton, lalu Juni sebesar 62,61 juta ton, dan Juli 62,07 juta ton.
Bila dibandingkan produksi pada 2021 yang sebesar 610,03 juta ton, produksi batu bara pada 2022 ini terjadi peningkatan 10%.
Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertambangan mineral dan batu bara hingga 30 Desember 2022 ini tercatat mencapai Rp 173,51 triliun atau 170,38% dari rencana Rp 101,84 triliun.
Kontribusi PNBP ini mayoritas berasal dari subsektor pertambangan batu bara, di mana kontribusinya bisa mencapai 75%-80%.
Artikel Selanjutnya
Siap-Siap RI Bakal Pangkas Produksi Batu Bara di Tahun Segini
(wia)