TEMPO.CO, Jakarta – Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengaku menyesal telah membunuh rekannya sendiri Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua pada 8 Juli 2022 lalu.
Penyesalan ini disampaikan Richard alias Bharada E selama sidang pemeriksaannya sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 5 Januari 2023. Majelis hakim dan jaksa menanyakan bagaimana perasaan Richard setelah membunuh Yosua.
“Terdakwa, setelah rangkaian atas peristiwa ini, apa yang saudara rasakan?” tanya Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso kepada Richard.
Baca juga: Richard Eliezer Dengar Ferdy Sambo Dua Kali Kokang Pistol saat Eksekusi Brigadir Yosua
“Saya masih merasa bersalah Yang Mulia,” kata Richard
“Saudara merasa bersalah, saudara menyesal?” tanya hakim lagi.
“Menyesal,” kata Richard.
Sementara itu, jaksa penuntut umum juga menanyakan apa yang dipikirkan Richard terhadap keluarga Yosua setelah membunuhnya dan memintanya menyampaikan di persidangan. Richard diam sejenak sebelum bicara.
“Saya sudah meminta maaf juga Bapak ke keluarga korban, saya salah, saya tahu saya salah, cuma saya juga bisa menjelaskan atas dasar apa saya melakukan hal itu. Bahwa saya juga hanya disuruh sama Pak Sambo pada saat itu. Saya juga sampai sekarang, saya merasa kalau memang bisa dibalik, kalau bisa waktu bisa diputar kembali, mungkin enggak seperti ini juga keinginan saya,” kata Richard.
Richard Eliezer mengaku Ferdy Sambo memerintahkannya menembak Yosua saat ia dipanggil ke lantai tiga rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling 3, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.
Richard mengatakan saat itu dia dipanggil Ricky Rizal yang menyampaikan bahwa dirinya dipanggil menemui Ferdy Sambo di rumah Jalan Saguling 3, Jakarta Selatan.
Saat itu, Ferdy Sambo menanyakan apakah Richard mengetahui soal kejadian di Magelang. Lalu Sambo menangis. Richard mengaku tidak tahu. Tidak berapa lama Putri Candrawathi masuk dan duduk di samping suaminya di sofa panjang. Di sana Ferdy Sambo mengaku sang istri dilecehkan oleh Yosua. Kemudian Ferdy Sambo menangis dan Putri menangis di hadapan Richard.
“Memang kurang ajar anak itu! Sudah menghina Saya! Dia sudah menghina harkat martabat saya! Tidak ada gunanya pangkat ini,” kata Richard sambil menirukan perkataan atasannya yang sambol memegang tanda pangkat di kerahnya.
Ferdy Sambo kemudian menyampaikan perintah ke Richard agar dia membunuh Yosua. Sebab, kata dia, kalau dia sendiri yang membunuh tidak akan ada yang membela. Ferdy Sambo pun menyampaikan rencananya.
“Jadi gini Chad, lokasinya di 46 (rumah dinas). Nanti di 46 itu Ibu dilecehkan oleh Yosua, terus Ibu teriak kamu respons, terus Yosua ketahuan. Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal,” kata Richard menirukan perintah Ferdy Sambo saat menjadi saksi mahkota di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 13 Desember 2022.
Richard mengatakan saat itu Ferdy Sambo menyampaikan jelas perintahnya dan memastikan Putri Candrawathi mendengarnya. Kemudian Ferdy menjelaskan kembali skenarionya dan menguatkan Richard.
“Sudah kamu enggak usah takut karena posisinya itu pertama kamu bela Ibu. Yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan,” kata Richard mengulangi omongan Ferdy Sambo.
Richard mengaku Putri Candrawathi saat itu sempat berbicara dengan Ferdy Sambo. Meski terdengar samar, Richard mengaku mendengar Putri menyinggung soal CCTV dan sarung tangan.
Richard bahkan melihat Ferdy Sambo sudah mengenakan sarung tangan hitam dan memberikannya sekotak amunisi 9 milimeter, serta memerintahkannya mengisi amunisi pistol Glock-17 miliknya.
Baca juga: Selain Tembak Yosua, Ini Perintah Ferdy Sambo ke Richard Eliezer Lainnya