Sat. Sep 14th, 2024

Jakarta, CNN Indonesia

Istri penyair sekaligus aktivis buruh, Wiji Thukul, Dyah Sujirah alias Sipon meninggal dunia di Solo, Kamis (5/1) pukul 13.01 WIB.

Hingga akhir hayatnya, ia terus memperjuangkan keadilan untuk suaminya yang dihilangkan karena kerap mengkritik rezim orde baru.

Hastin Dirgantari, seorang advokat yang lama mendampingi Sipon menyebutkan hingga saat ini keluarga sama sekali belum mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Apalagi penyelesaian hukum terkait hilangnya Wiji Thukul.


“Dia sudah berjuang sampai titik darah penghabisan. Sudah dilakoni semua, dia pergi ke mana-mana untuk mencari suaminya,” kata Hastin saat ditemui di rumah duka di Kampung Kalangan, RT 01 RW 14, kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Solo.

Hastin menuturkan, Sipon dalam beberapa kesempatan mengaku sudah lelah memperjuangkan keadilan untuk Thukul. Hingga bulan Agustus 2022 Presiden Jokowi menerbitkan Keppres No 17 tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Penyelesaian Non-yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu.

Sipon bahkan sempat dimintai untuk menceritakan kembali peristiwa traumatis yang dialami keluarganya sebelum Thukul dinyatakan hilang tahun 1998.

“Sebenarnya Mbak Pon nggak suka menceritakan kejadian itu karena bagi dia sangat menyakitkan,” katanya.

Sayang, Sipon keburu mengembuskan nafas terakhirnya sebelum menikmati buah dari Keppres tersebut.

“Sebenarnya ketika Keppres itu terjadi, itu harapan dia kan. Tapi dia belum bisa menikmati itu, Tuhan sudah memanggil Mbak Sipon,” katanya.

Hastin berpesan kedua anak Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah meneruskan perjuangan ibunya mencari keadilan.

“Saya enggak tahu anak-anak ya. Tapi saya berharap masih terus dilanjutkan karena memang belum selesai. Mbak Pon belum menerima keadilan apapun,” kata Hastin.

Pemerintah diharapkan dapat menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu secara hukum sekaligus merehabilitasi nama korban orang hilang seperti Wiji Thukul.

“Saya pesen kepada Pak Jokowi supaya menyelesaikan secara hukum dan merehabilitasi nama Wiji Thukul supaya nama Wiji Thukul bersih lagi.

Rehabilitasi tersebut dinilai penting mengingat cap subversif yang disematkan Pemerintah Orde Baru kepada Wiji Thukul belum dihapuskan hingga saat ini.

“Padahal kita tahu Wiji Thukul dan orang-orang yang senasib dengan dia tidak seperti itu (subversif),” kata Hastin.

(syd/ain)

[Gambas:Video CNN]

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *