Jakarta, CNBC Indonesia – Usai pandemi, kini dunia masih harus menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik global yang belum menemukan titik terangnya. Hal itu bedampak pada sejumlah negara yang berpotensi mengalami kebangkrutan.
Melansir dari laporan AP, penyebab krisis ekonomi yang dihadapi setiap negara berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, secara global, faktor utama penyebab keterpurukan ekonomi negara adalah inflasi yang melambung tinggi.
Ketika inflasi menanjak, maka daya beli masyarakat akan tergerus yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Di Sri Lanka, inflasi tercatat meroket 54,6% year-on-year (yoy), menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Tingginya inflasi berawal dari pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) melanda.
Saat itu, perekonomian global nyaris berhenti total, sebab banyak negara menerapkan kebijakan lockdown. Ketika vaksinasi sudah gencar dilakukan dan penambahan kasus baru menurun drastis, lockdown dicabut, pembatasan sosial tidak lagi ketat, kehidupan masyarakat perlahan kembali normal.
Alhasil, demand menjadi meningkat, sayangnya belum mampu diimbangi dengan supply. Hukum ekonomi pun bekerja, ketika demand lebih tinggi dari supply, maka inflasi pun terjadi.
Hal ini diperparah dengan perang Rusia dengan Ukraina. Sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Sekutu ke Rusia membuat harga minyak mentah melambung, begitu juga dengan gas alam dan batu bara. Krisis energi pun melanda, yang membuat inflasi semakin meninggi.
Akibat situasi tersebut, Bank Dunia bahkan sempat memberi peringatan terhadap sejumlah negara yang berpotensi mengalami kebangkrutan seperti Sri Lanka.
Dalam laporan Crisis Response Group PBB, pekan lalu, setidaknya ada sembilan negara yang disebut berpotensi bernasib sama seperti Negeri Ceylon. Di antaranya, Afganistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki dan Zimbabwe.
Sementara, terdapat setidaknya 25 negara di dunia yang terancam bangkrut. Daftar tersebut terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga kajian ekonomi, Visual Capitalist.
Sebanyak 25 negara yang terancam bangkrut tersebut berasal dari data-data empat metrik penghitungan, yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
Berikut daftar 25 negara yang terancam bangkrut tersebut:
1. El Salvador
2. Ghana
3. Tunisia
4. Pakistan
5. Mesir
6. Kenya
7. Argentina
8. Ukraina
9. Bahrain
10. Namibia
11. Brasil
12. Angola
13. Senegal
14. Rwanda
15. Afrika Selatan
16. Costa Rika
17. Gabon
18. Morocco
19. Ekuador
20. Turki
21. Republik Dominika
22. Ethiopia
23. Colombia
24. Nigeria
25. Meksiko
Artikel Selanjutnya
Luhut: Dunia Hadapi Ancaman Perfect Storm, Begini Gambarannya
(hsy/hsy)