Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Kota Solo menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul banjir yang berdampak pada 21 ribu warga di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo Ahyani Sidiq mengatakan status tanggap darurat bencana berlaku 14 hari sejak ditetapkan.
Penetapan status tersebut diusulkan kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka setelah rapat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) di ruang Natapraja, Balai Kota Solo, Jumat (17/2) petang.
“Ya setelah rapat itu SK-nya langsung terbit,” katanya usai menyalurkan bantuan di pos pengungsian Kelurahan Gandekan, Solo, Sabtu (18/2).
Banjir di Solo sendiri mulai mereda sejak kemarin sore. Hingga siang tadi, hampir semua titik banjir sudah sepenuhnya surut. Termasuk Kelurahan Joyotakan yang terdampak banjir paling parah. Para pengungsi berangsur kembali ke rumah masing-masing.
Meski demikian, Ahyani menjelaskan status tanggap darurat bencana tetap diberlakukan mengingat masih ada potensi banjir beberapa hari ke depan.
“Musimnya kan belum pasti. Itu harus kita antisipasi juga. Di samping itu kan kita masih kerja bakti untuk membersihkan (kawasan terdampak banjir),” katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo Nico Agus Putranto mengatakan dengan status tersebut pihaknya bisa lebih leluasa memobilisasi sumber daya yang ada.
Status tersebut juga memungkinkan Pemkot Solo menerima bantuan dari pihak swasta maupun perorangan.
“Semuanya dimungkinkan, dari logistik, pendanaan, perekrutan tenaga, dan lain-lain. Salah satunya untuk memenuhi ini harus menetapkan statusnya,” katanya usai mengikuti rapat kemarin.
(syd/arh)