TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya meningkatkan jumlah penumpang atau ridership angkutan massal di kota Palembang, seperti Kereta Api Ringan Sumatera Selatan atau LRT Sumsel. Salah satunya dengan menambah angkutan feeder.
“LRT ini harus banyak angkutan feedernya. Sejauh ini kolaborasi antara Kemenhub dengan Pemerintah Kota Palembang untuk menyediakan angkutan feeder ini sudah cukup baik, ke depan kami akan menggandeng pihak swasta,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, saat meninjau LRT Sumsel dan Angkot Feeder di Palembang, Sumsel, Ahad, 19 Februari 2023.
Budi mengungkap, salah satu perusahaan perbankan nasional telah menyatakan akan berpartisipasi menyediakan layanan angkutan feeder LRT Sumsel.
“Yang akan datang, ada sumbangan dari Bank Mandiri. Melalui program CSR-nya, mereka akan memberikan angkutan feeder, tetapi bentuknya unik seperti angkutan feeder Jeepney yang ada di Kota Manila, Filipina,” ujar Budi.
Budi menginginkan angkutan feeder tersebut memiliki keunikan sehingga dapat menjadi ikon baru kota Palembang yang menarik perhatian masyarakat.
“Palembang sudah terkenal dengan makananya yang enak, dan sekarang kita harus membuat angkutan feeder yang unik agar dapat memberikan pengalaman (experience) yang berkesan bagi masyarakat di Palembang maupun pendatang,” tutur Budi.
Dia berharap, dalam waktu 6 bulan ke depan, penambahan layanan angkutan feeder yang unik di kota Palembang sudah bisa diimplementasikan dan diharapkan semakin meningkatkan minat masyarakat di kota Palembang dan sekitarnya untuk menggunakan angkutan massal.
Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pemerintah berkomitmen mengutamakan penggunaan angkutan massal di kawasan perkotaan, seperti halnya di Kota Palembang.
Oleh karena itu, pengembangan angkutan massal seperti LRT Sumsel yang merupakan LRT pertama yang ada di Indonesia, harus terus dilakukan.
Kota Palembang menjadi salah satu kota percontohan pengembangan angkutan massal perkotaan karena memiliki layanan angkutan massal yang cukup lengkap, mulai dari bus, LRT, angkot, sampai ke angkutan sungai dan danau yang saling terhubung.
“Sejak diluncurkan pada tahun 2018, perkembangan LRT Sumsel luar biasa. Tahun 2019 penumpangnya mencapai 2,6 juta orang. Sempat menurun pada 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19 hanya 1,5 juta penumpang. Kemudian, pada tahun 2022 melonjak menjadi 3 juta lebih. Tahun 2023 ini kita harapkan naik signifikan menjadi 4 juta orang per tahun,” ujar Menhub Budi.
Saat ini jumlah angkutan feeder LRT Sumsel (Angkot Feeder Musi Emas) yang beroperasi ada 51 unit. Ini tersebar di tujuh rute dan beroperasi mulai pagi hingga malam hari dari 05.00 sampai 19.16 WIB.
Angkutan feeder saat ini memilik tujuh rute perjalanan, yakni:
– Koridor 1 (Talang Kelapa – Talang Buruk);
– Koridor 2 (Asrama Haji – Sematang Borang);
– Koridor 3 (Asrama Haji – Talang Betutu),
– Koridor 4 (Stasiun Polrestabes – Perumahan OPI);
– Koridor 5 (Stasiun DJKA – Tegal Binangun);
– Koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan);
– Koridor 7 (Bukit – Stadion Kamboja via Stasiun Sriwijaya).
Dalam tinjauannya, Menhub Budi menaiki LRT Palembang dari Stasiun Bandara menuju Stasiun Bumi Sriwijaya. Lalu, melanjutkan perjalanan dengan naik angkot feeder Musi Emas menuju halte terakhir, yakni halte SMA Negeri 10.
Dalam perjalanannya, Menhub juga berbincang dengan sejumlah penumpang. Salah satu penumpang, Yusuf, dari Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengatakan dia datang dari jauh untuk menjajal LRT Palembang bersama keluarganya.
“Saya belum pernah naik LRT, jadi ingin mencoba bersama anak-anak. Naik LRT enak, bersih, bebas macet dan on time,” kata Yusuf.
Pilihan Editor: Dugaan Kasus Pencucian Uang Indosurya, PPATK: Sudah di Tangan Penyidik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.