REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan bahwa kebakaran besar di sebuah kamp di Cox’s Bazar, Bangladesh, berdampak kepada sekitar 12.000 pengungsi Rohingya. Sekitar 2.000 tempat penampungan hancur akibat kebakaran yang terjadi pada Ahad lalu, sementara banyak pengungsi yang kehilangan semua harta benda mereka juga merasakan ketakutan, keputusasaan, dan kehilangan harapan.
“Kami berkoordinasi dengan tokoh kemanusiaan lainnya untuk memastikan mereka yang terdampak mendapatkan kebutuhan mendesak, termasuk kebutuhan makanan, kesehatan, perlindungan, air, sanitasi, dan kebersihan,” kata Fathima Nusrath Ghazzaliyang mengepalai IOM di Bangladesh, mengutip Anadolu, Selasa (7/3/2023).
“Setelah kebakaran itu, para pengungsi dari kamp-kamp ini ingin pulih dari kehilangan, kerusakan, dan keterkejutan. Kami akan mendukung mereka dengan bantuan perbaikan/pembangunan kembali tempat penampungan dan akses ke fasilitas memasak,” kata Ghazzali.
Sekitar 1,2 juta Muslim Rohingya yang terpaksa mengungsi dari Myanmar, ditempatkan di 33 kamp pengungsi yang padat di Cox’s Bazar. Sebagian besar lari menghindari penumpasan brutal oleh militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine.
Kebakaran tersebut pertama kali dilaporkan Minggu sore. IOM lantas mengerahkan tim tanggap darurat untuk membantu para pengungsi dan berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat serta dinas pemadam kebakaran.
Relawan membangun sekat-sekat pelindung untuk mencegah api menyebar dan mengurangi korban jiwa serta harta benda. Penyebab dan asal api sejauh ini belum diketahui, kata IOM. Sampai detik ini belum ada laporan yang menyebutkan ada korban jiwa di balik peristiwa ini.
Segera setelah kejadian tersebut, IOM mengirimkan dua tim medis keliling dengan 14 ambulans untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kondisi di kamp memang berisiko dilalap kebakaran besar, kata IOM.
Pada Maret 2021, kebakaran besar yang terjadi di kamp tersebut mengakibatkan hilangnya nyawa dan memicu 45.000 pengungsi Rohingya mengungsi, selain menimbulkan kerusakan besar pada kamp pengungsi.
sumber : Antara