Suara.com – Pengacara Natalia Rusli, Deolipa Yumara mengklaim kliennya telah mengembalikan uang kepada Verawati Sanjaya korban Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya sebesar Rp 55 juta. Ia juga membantah kliennya melakukan penipuan dan penggelapan.
Menurut Deolipa, yang baru saja ditunjuk sebagai pengacara Natalia, uang Rp 55 juta itu merupakan upah jasa pendampingan hukum yang diterima kliennya selaku advokat dari salah satu korban KSP Indosurya.
Adapun uang tersebut dikembalikan lantaran upaya hukum yang ditempuh Vera selaku klien Natalia terhadap KSP Indosurya tidak membuahkan hasil.
“Versi Natalia ini adalah uang jasa pegacara yang dia terima sebesar Rp 15 juta dan ditotal Rp 55 juta dan sudah dikembalikan,” kata Deolipa di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Deolipa juga membantah kabar yang menyebut Natalia bukan seorang advokat. Ia mengklaim Natalia telah mengikuti sekolah calon advokat atau PKPA di lembaga Perkumpulan Advokat Indonesia (Peradin) dan tersetifikasi pada 13 Februari 2020.
Kemudian, lanjut Deolipa, Natalia disumpah sebagai advokat oleh Pengadilan Tinggi Banten pada September 2020. Ia mengemu bahwa status kliennya saat memberikan pendampingan hukum kepada Vera saat itu selaku konsultan hukum.
“Dia bertindak sebagai konsultan hukum dan diminta persoalan dengan Indo Surya,” katanya.
Dilimpahkan ke Kejaksaan
Dalam perkara ini penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat telah melimpahkan berkas perkara tersangka Natalia ke Kejaksaan. Berkas tersebut juga telah dinyatakan lengkap atau P21.
Baca Juga: Tak Pakai Baju Tahanan, Gaya Santai Tersangka Korupsi Natalia Disorot di Jumpa Pers
“Sudah dinyatakan lengkap dan sudah P21 oleh Kejaksaan, oleh karena itu status tersangka saat ini menjadi titipan Jaksa,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Andri Kurniawan, saat dikonfirmasi Kamis, (30/3/2022).
Diberitakan sebelumnya Natalia tersandung perkara kasus dugaan penipuan dan penggelapan terhadap korban investasi bodong KSP Indosurya. Ia diduga menggelapkan uang kliennya senilai Rp45 juta.
Dalam melancarkan kasus dugaan penipuan ini Natalia disebut menjanjikan bisa mencairkan uang kerugian sebesar 40 persen dalam bentuk uang tunai dan 60 persen berupa aset kepada kliennya selaku korban KSP Indosurya.
“Kemudian tersangka membuat dan menyerahkan kepada korban surat kuasa untuk ditandatangani pada tanggal 16 April 2020, namun sampai sekarang tersangka tidak menepati janjinya,” papar Andri.
Saat menangani perkara tersebut, ungkap Andri, Natalia juga belum disumpah menjadi advokat sesuai dengan surat keterangan dari pengadilan tinggi Banten.
“Kalau saat kasus awal belum. Makanya saya jelaskan pada saat 16 Aprik tersangka belum disumpah. Dia baru disumpah pada tanggak 15 September 2020, jadi pada saat kejadian dia belum bisa beracara di Pengadilan,” katanya.