TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyinggung soal sumber pemenuhan stok cadangan pangan pemerintah atau CPP. Ia mengatakan pihaknya akan menekan jumlah impor dan mengoptimalisasi serapan hasil produksi petani pada musim panen mendatang.
Menurutnya, kini hal terpenting adalah adanya kepastian offtaker atau penyerap pasokan hasil produksi petani dan peternak. “Sehingga, silakan sedulur petani dan peternak berproduksi. Nanti BUMN pangan ditugaskan untuk menyerap dengan fungsinya sebagai standby buyer,” ujar Arief dalam keterangannya pada Ahad, 7 Januari 2023.
Arief kemudian meminta Perum Bulog dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN pangan lainnya untuk bersiap menyerap hasil produksi petani dengan harga yang baik. Nantinya, kata dia, Perum Bulog akan bersinergi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan koperasi untuk menyerap hasil produksi petani.
Untuk penyerapan tersebut, ia mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan plafon pinjaman yang dapat diberikan subsidi bunga dengan skema penjaminan dari pemerintah. Pinjaman yang mencapai Rp 28,7 triliun tersebut mendapatkan subsidi bunga oleh pemerintah kepada BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog dan ID FOOD.
Kendati demikian, Arief mengatakan pemerintah masih akan melakukan impor beras untuk menjaga keseimbangan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dia mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan keputusan pemerintah untuk mengantisipasi defisit neraca bulanan.
Pada saat yang sama, bansos atau bantuan pangan beras bakal terus disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah. Tujuannya, ucap Arief, untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras bulanan pada Januari 2024 sebesar 0,9 juta ton dan Februari 2024 sebesar 1,3 juta ton. Ini berada di bawah rata-rata konsumsi beras bulanan yang diperkirakan sebesar 2,5 juta ton.
“Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan,” ujarnya. Terlebih dampak El Nino terhadap penurunan produksi, menurutnya, baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya. Sementara itu, pada saat yang sama pemerintah juga terus menggulirkan bantuan pangan beras.
Pilihan Editor: Anies, Prabowo, dan Ganjar Diharapkan Tidak Gagap Teknologi jika Jadi Presiden