Jakarta, CNBC Indonesia-Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terutama dalam masalah pertanian. Ada sederet masalah yang membuat kontribusi pertanian terhadap ekonomi semakin redup.
Anies memiliki strategi untuk memperbaiki kondisi pertanian di Indonesia. Dia mengatakan solusi yang dia tawarkan terbagi menjadi dua, yaitu jangka pendek-menengah dan jangka panjang. Jangka pendek produktivitas pertanian harus ditingkatkan. Caranya dengan menyediakan pupuk dan benih yang berkualitas serda mudah diakses oleh petani.
“Ini kami temukan di mana-mana, petani itu selalu bilang: Pak masalah kami tiga, satu pupuk, dua pupuk, tiga pupuk,” kata Anies dalam Dialog Capres bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) dikutip Jumat, (12/1/2024).
Selain itu, Anies mengatakan sempitnya lahan pertanian yang dimiliki oleh satu orang petani di Indonesia juga menjadi masalah. Anies menawarkan solusi berupa program cooperative farming. Lewat program ini, Anies ingin menggabungkan lahan-lahan pertanian milik beberapa petani untuk dijadikan satu dan dikelola secara koperasi.
“Sehingga batas-batas yang kita sebut pematang sawah itu akan bisa tergantikan menjadi luasan yang lebih besar dan akibatnya produktivitas bisa meningkat karena dikerjakan sebagai satu kesatuan,” kata dia.
Ketiga, Anies mengatakan saluran irigasi juga harus diperbaiki secara serius. Menurut dia, selama ini petani selalu mengalami kesulitan mendapatkan air untuk sawahnya. “Sudah lebih dari 25 tahun tidak diseriusi,” kata dia.
Selain itu, Anies mengatakan solusi keempat yang dia tawarkan adalah contract farming. Lewat sistem ini, perusahaan milik negara akan menjalin hubungan dagang langsung dengan petani. Dengan cara ini Anies yakin pemerintah dan petani sama-sama diuntungkan. Pemerintah, kata dia, akan bisa menjamin ketersediaan stok pangan, sementara petani mendapatkan harga jual gabah yang lebih layak.
Artikel Selanjutnya
Mencari Penerus Jokowi di Pilpres 2024
(mij/mij)