TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima komitmen investasi dari perusahaan manufaktur mobil listrik asal Vietnam, Vinfast, senilai US$ 1,2 miliar – setara Rp 18,6 triliun rupiah. Indonesia dan Vietnam juga mempererat kerja sama di sejumlah bidang.
Komitmen investasi Vinfast di Indonesia disinggung oleh Jokowi saat pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, di Government Office, Hanoi, Vietnam pada Jumat, 12 Januari 2024. Jokowi mengharapkan investasi itu untuk pembangunan ekosistem mobil listrik dan baterai Indonesia.
“Saya berharap komitmen tersebut dapat mendorong kolaborasi antara negara di Asia Tenggara untuk mencapai kemandirian industri energi terbarukan,” dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers dan Media Sekretariat Presiden.
Jokowi juga menyampaikan apresiasi terhadap komitmen investasi VinFast ini saat bertemu Ketua Majelis Nasional Vietnam Vuong Dinh Hue di National Assembly, Hanoi, Vietnam, pada Jumat, 12 Januari 2024. Kepala negara berharap Ketua Majelis Nasional Vietnam dapat mendorong kebijakan akselerasi transisi energi dan kemandirian industri energi terbarukan.
“Serta realisasi joint production baterai EV antara VinFast dengan PT IBC,” kata Presiden.
Dari total investasi tersebut, sebesar $ 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun akan digunakan untuk pabrik VinFast di Indonesia, menurut laporan Reuters 14 September 2023. Fasilitas produksi tersebut diklaim akan memiliki kapasitas 30.000 sampai dengan 50.000 unit setiap tahunnya.
Pabrik VinFast di Indonesia akan menjadi pabrik ketiga setelah pabrik utamanya di Kota Haiphong, Vietnam Utara, dan pabrik baru di North Carolina, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025.
Pererat Kerja Sama di Berbagai Bidang
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh sepakat meningkatkan target baru perdagangan bilateral kedua negara. Indonesia dan Vietnam menetapkan target perdagangan di atas USD15 miliar atau Rp 233 triliun untuk 2028 dengan perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan.
Indonesia dan Vietnam telah menghasilkan berbagai kerja sama konkret, antara lain nota kesepahaman kerja sama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang ditandatangani hari ini. “Ini sejalan dengan penguatan kemitraan bilateral yang memanfaatkan bonus demografi, digitalisasi, dan industri berteknologi tinggi untuk mencapai kemakmuran bersama,” kata Jokowi.
Jokowi turut meminta dukungan PM Pham Minh Chinh agar impor beras dari Vietnam berjalan lancar. Ia juga ingin agar kerja sama pertanian semakin diperkuat melalui penelitian pengendalian mutu dan smart farming, mendorong implementasi MoU kerja sama perikanan, serta memberantas IUU Fishing bersama.
Sementara, saat bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Vietnam Vuong Dinh Hue di National Assembly, Jokowi mengharapkan dukungan parlemen melancarkan proses ratifikasi dan mendorong pemerintah menyelesaikan perundingan kerja sama perikanan Indonesia dan Vietnam.
Kerja sama perikanan kedua negara disepakati melalui nota kesepahaman yang pengesahannya disaksikan oleh Jokowi dan Presiden Vietnam di Istana Hanoi pada Jumat, 12 Januari 2024. Naskah ini tidak bersifat publik, namun mungkin membahas perambahan yang dilakukan nelayan Vietnam di perairan negara lain, yang sering menjadi sumber ketegangan di kawasan.
“Sehingga dapat menghasilkan kerja sama konkret melalui MoU Kerja Sama Perikanan yang mengedepankan hukum internasional dan hukum nasional masing-masing,” ucap Presiden.
Pilihan Editor: Usai Mendapat Skor 11 dari Anies, Prabowo Bertanya ke Pengusaha: Berapa Nilai Saya?